Tuhan,Dimana?

 

Tulisan ini merupakan kontribusi oleh Deniya Patricia

 

Katanya Tuhan itu berada sedekat urat nadi, lalu sewaktu aku membutuhkannya kemarin itu, Tuhan kemana?

Kesulitan secara finansial lalu insecurity yang tinggi dalam hidup seorang Deniya yang baru saja memasuki kepala 3 ini kerap bermain terus dan terus seperti kaset rusak hampir setiap waktu. Aku benci dan alergi dengan tanggal 20 setiap bulannya, bukannya apa-apa…tanggal tersebut adalah waktunya memenuhi kewajiban bayar tagihan A hingga Z.

Duit yang ada di tangan rasanya selalu seperti numpang lewat, lalu bagaimana nanti kelanjutan hidupku jika selalu seperti ini?

Kekhawatiran tidak bisa ditutupi, masalah finansial jadi hal yang mengerikan bukan hanya untuk aku tapi semilyar manusia lain yang hidup di luar sana. Tuhan dimana saat aku susah? Tuhan dimana saat kita susah?

Bertanya seperti ini akan menuai bantaian dari banyak orang yang kuat secara religinya. Aku mengakui Tuhan. Aku masih punya agama tapi boleh kan sesekali aku menanyakan Tuhan dimana?

Ibadah sudah dilakukan, sabar lalu ikhlas dkk-nya sudah terasa sangat familiar sekali buatku, tapi terkadang ada saja kurangnya hidup ini. Tuhan dimana sewaktu aku merasa kurang?

Dan ketika aku telah mampu melewati berbagai himpitan hidup selama ini, aku akhirnya menyadari, bahwa sabar dan ikhlas saja tidak cukup jadi modal untuk bertahan hidup.

Ada saatnya aku kerap terbawa emosi, bagaimana tidak…hidup yang ada selalu saja diberi sekat-sekat hingga lama kelamaan hidup sudah seperti dalam kotak. Dimana rasa syukur-ku? Ada kok. Bersyukur karena masih ada atap yang menaungi tidurku dari panas dan hujan, masih dapat makan dan yang terpenting masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Hanya saja diam yang konon belajar menerima keadaan dengan sabar dan ikhlas sepertinya tidak selalu jadi rumus jitu untuk buat kita move on menjalani kehidupan.

Pernah pada satu saat, aku sudah tak mengerti lagi harus bagaimana, khatam rasanya dengan nasihat sabar+ikhlas=baik-baik saja. Lalu dalam suatu keheningan, aku coba ‘berkomunikasi’ dengan Tuhan, lakukan sedikit negosiasi, bertanya sebenarnya apa sih yang Tuhan inginkan dan aku katakan bahwa meteran kesanggupanku bertahan sudah SOS. Aku harap Tuhan mau bantu memberikan redemption atas ujian yang diberikan-Nya padaku.

Seketika mulai terbuka pintu solusi atas segala kesempitan dan kesulitan itu, ternyata Tuhan masih ada…fiuhhhh aku pun bernafas lega.

Aku pikir Tuhan hilang, aku pikir Tuhan sudah tidak peduli, tapi ternyata Tuhan hanya mau aku memanggilnya, mengakui yang sebenarnya dan melihat sampai dimana keyakinanku atas hidup yang diberikan-Nya.

Bukan menyalahkan nasihat tentang sabar dan ikhlas kok, seringkali sabar dan ikhlas pun membantuku untuk lewati problematika yang ada, tapi sepertinya yang terjadi adalah sering kali jalan keluarnya sangat last minute sekali munculnya. Mengikuti arus kehidupan yang Tuhan berikan memang baik, tapi terlalu hanyut pun kita bagaikan ikan mati saja yang terbawa arus.

Tunjukkan power kita, power kemauan yang besar akan mendobrak segala kedataran hidup, Tuhan pun pasti akan lebih bergairah juga dalam meng-guide hidup kita.

Jangan pernah merasa inferior dengan keadaan terburuk pun, karena sebenarnya segala kesulitan dan apapun ujian hidup yang Tuhan berikan, secara tidak kita sadari telah membuat otak kita jadi kreatif. Kreatif tidaklah harus selalu berupa karya seni, namun kreatif dalam menyiasati keterbatasan serta kesempitan yang sedang terjadi pun adalah seninya para survivor hidup.

Tuhan ada kok, mau apapun sebutannya, mau diyakini seperti apa bentuknya, dan apapun yang terjadi, sebenarnya semua akan baik-baik saja. Selalu siapkan mental untuk mengarungi apapun yang akan menghadang perjalanan kita, karena semua ada waktunya yang tepat. Benar jika kita diminta untuk sabar dalam menunggu waktu yang tepat itu datang, tapi kobarkan selalu api semangat untuk tetap berjuang mengisi kehidupan ini.

Hidupku mungkin belum atau bahkan tidaklah sempurna, tapi aku pastikan Tuhan akan selalu ada dalam setiap langkahku walau terkadang aku merasa kehilangan ‘sentuhan-Nya’ juga. Bagaimana denganmu? Apakah pernah juga memiliki pertanyaan serupa tentang Tuhan sepertiku?

Apapun jawaban yang kau miliki, ingatlah kembali bahwa semua akan baik-baik saja, maka tersenyumlah ketika kesempatan atau ujian datang

What Doesn’t Kill You, Make You Stronger”

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

DENIYA PATRICIA

Seorang yang tidak suka basa-basi, PD, dan bermental baja.

Lebih baik melawan arus daripada mengikuti arus yang tidak benar.

Mudah beradaptasi, dimana saja, dan kapan saja, tetapi memuja keheningan juga. 

Mencintai pengetahuan dan pengalaman baru, dan bosan akan keteraturan.

Hanya ingin bahagia bersama keluarga dan yang tersayang, tidak memerlukan hingar bingar duniawi. 

ENTJ(Extraversion-Intuition-Thinking-Judgement)-Beginner Storyteller-Professional Tarot Reader-Filmmaking people
Twitter: @deniyatarot. FB: Deniya Patricia

Leave a comment