TUHAN SEDANG MENENUN AKU

 

Tulisan ini merupakan kontribusi oleh Siregarrosey

 

Setiap orang dengan usia yang sudah lebih dari cukup untuk menikah umumnya akan bertanya-tanya, dimanakah jodohku? Adakah jodohku? Kapan jodohku datang?

Buatku pribadi, ada fase dimana aku menjalani dengan sangat tenang dan percaya bahwa semua indah pada waktunya– waktu DIA, bukan waktuku. Tapi ada juga saat dimana aku meragu, bingung, gamang, merasa terdesak apalagi bila secara halus orangtua bertanya…uuhh…itu saat yang paling menghancurkan hati.

Kadang orang bertanya, kenapa belum nikah sih? Masa sih gak ada yang mau?

Masalah hati memang susah. Kadang yang kita suka ternyata tak suka kita. Yang tidak kita suka, ngejar kita abis-abisan…dan yang sama-sama suka, adaaaaaa aja halangannya. Kenyang deh dengan kejadian-kejadian seperti itu. Kadang mikir, ya ampun cupid, lu kok goblok banget sih nancapin panah asmaranya salah sasaran melulu?

Kejadian demi kejadian yang datang sempat membuatku marah, patah, kecewa, merasa terkhianati, merasa tersia-sia, dsb. Namun akhirnya  aku percaya dengan segala tamparan ini, Tuhan sedang menenunku, menyiapkanku untuk menerima seseorang yang memang diciptakan untukku.

Mungkin Tuhan ingin aku melihat, tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milikNYA. Aku tak boleh menuntut kesempurnaan, karena aku juga jauh dari sempurna.

Mungkin Tuhan ingin aku melihat, tidak ada yang abadi, karena keabadian itu juga hanya milikNYA. Aku tak boleh menuntut keabadian, pada saatnya segala sesuatu yang dititipkan padaku, akan pergi meninggalkanku.

Mungkin Tuhan ingin aku melihat, segala sesuatu dapat berubah, dan aku harus berusaha keras agar perubahan itu menjadi lebih baik, bukan yang lebih buruk.

Mungkin Tuhan ingin aku menjadi perempuan yang bukan hanya memiliki cinta, tapi juga memiliki kasih yang sesungguhnya. Hingga pada akhirnya, belajar dari segala tenunan yang menyakitkan itu, aku akan menjadi perempuan yang dapat diandalkan: sebagai istri, sebagai ibu, sebagai baju yang menutupi kekurangan dan memberi kehangatan bagi keluarga.

Kadang aku menuntut Tuhan untuk segera memberikan jodohku, tapi aku sadar, Tuhan yang lebih tahu, DIA tahu sesungguhnya aku belum siap. Dengan segala kekuranganku, aku belum siap untuk memikul tanggung jawab berat itu. Aku sadar pernikahan bukan hanya sekedar ceremony, bukan sekedar merubah status, bukan sekedar melayani suami, bukan sekedar melahirkan anak, tapi untuk menyerahkan diri seutuhnya, untuk melindungi, untuk menjaga, untuk memelihara, untuk melayani, untuk mencintai tanpa pamrih,  dan diatas segalanya, menikah itu adalah less “me” and always “we”, menghilangkan ke ‘aku’ an. Itu adalah hal terberat dan aku percaya Tuhan sedang menenun aku untuk bisa menjadi seperti itu.

Dan mungkin saat ini Tuhan juga sedang menenun belahan jiwaku, Sehingga dia dapat menjadi laki-laki yang dapat diandalkan: sebagai suami, sebagai ayah, sebagai baju yang menutupi kekurangan dan memberi perlindungan.

Segala sesuatu indah pada waktunya—waktu Dia, bukan waktuku.

Mungkin waktuku bukan saat ini. Mungkin waktuku itu besok atau lusa nanti, setelah Tuhan selesai menenunku dan menenun belahan jiwaku untuk kemudian menyandingkan kami, dua manusia lemah yang saling menggantungkan diri, saling menolong, saling melindungi, bukan saling melempar dan menyalahkan pada saat gelombang kehidupan datang menyerang.

_________________________________________________________________________________________________________________

Siregarrosey

bungsu dari 7. pisces. single. two sides of coin personality. dog lover. love writing. love traveling. love to love. love to laugh.

Twitter: @rosceh

 

 

2 thoughts on “TUHAN SEDANG MENENUN AKU

  1. been there done that. dari semangat, patah semangat, sampe apatis…pas lagi happy2 pacaran tau2 boom diambil semua itu dari gw..beberapa org yg gw sayangi, dipanggil Tuhan…lalu.pada fase lagi cuek2nya apatis sama proses ‘soulmate searching’….’boom’ tau2 kayak ketiban durian runtuh gitu…dikasih calon (yg moga2 emang bener) pilihan terbaik dari Tuhan… berarti emang terbukti, manusia bisa merencanakan tapi Tuhan yang menentukan…sooo, tetap cemunguuuddhh sistaaa.. 🙂

    • Gw kayaknya lagi fase cuek2nya, mudah2an ketiban durian runtuh kayak elu ya. Bener kata orang, cinta semakin dikejar semakin lari.

Leave a comment